Mencintai Membaca Lagi

Kurang lebih satu setengah tahun yang lalu aku dengan lantang menyatakan kepulanganku tapi lagi-lagi aku dengan tidak tahu malu menelantarkan blog ini. Ingin rasanya bilang aku mau berkomitmen untuk lebih rajin menulis tapi aku putuskan lebih baik menelannya. Aku tidak ingin berjanji apa-apa tapi disinilah aku, mulai menulis lagi.

Sebenarnya lebih cocok kalau aku judulnya 'Belajar Mencintai Menulis LAGI'. Aku memang sedang dalam proses untuk membiaskan mencintai buku-buku lagi. Aku yakin aku membaca beberapa buku tahun lalu tapi aku ragu itu cukup. Lalu tanpa sengaja aku membaca tulisan seorang yang menyatakan hidupnya berubah setelah dia terbiasa membaca buku-buku yang menyadarkanku lagi betapa mengaggumkannya buku. Selain itu, aku juga harus mengurangi kecanduanku akan VIXX dan Twitter maka aku memutuskan untuk membaca!

Kalau memoriku tidak mengkhianatiku, dua buku yang akan review nanti adalah dua buku pertama yang aku baca di tahun 2017. Setengah tahun berlalu tanpa aku bercengkraman dengan buku.



"Dalam perjalanan menuju Scotland Yard untuk melaporkan beberapa peristiwa pembunuhan di desanya, seorang wanita paruh baya bertemu Luke Fitzwillian, pensiunan polisi. Luke mencoba menghentika wanita itu yang terus mengoceh bahwa si pembunuh pasti berpikir membunuh itu gampang, asalkan tak seorang pun tahu siapa dia. Tetapi, kemudian dua pembunuhan lagi terjadi, dan kali ini salah satu korbannya adalah si wanita paruh baya."


Murder is Easy (Membunuh itu Gampang)- Agatha Christie

Agatha adalah salah satu penulis kesayanganku. Rasanya tidak ada karyanya yang tidak aku suka. Aku selalu mencari judul lain yang belum aku miliki. Untuk Agatha masalahku hanya ketika memilih judul mana yang aku beli. Aku memutuskan membeli yang ini karena judul dan covernya.

Seperti buku-buku lainnya, Agatha selalu menyisipkan sedikit percintaan. Aku rasa Agatha tidak bisa menyisihkan sisi romantasi dia. Selain sedikit percintaan itu, yang aku suka dari Agatha dia gemar menggamarkan kehidupan tokoh-tokoh dibukunya, kadang akan terasa tidak ada hubungannya dan tidak dibutuhkan namun sebenarnya itu bagian petunjuk kecil yang dia berikan. Selalu menyenangkan untuk ikut memikirkan siapa si jahat. 


kau mengguman ketika bangun hari ini, 
Aku mendengarmu bercakap kepada batu itu, 
yang buta, yang semakin mengeras ketika berusaha 
menangkap kata-katamu
Aku mendengar bercakap kepada batu itu tanpa 
menggunakan kosa-kata-Ku
Ketika hari tiba dan mengambil segala yang kauyakini 
milikmu kau memang tak merasa perlu tahu bahwa Aku
bukan bagianmu, bukan milikmu, Sayang-Ku

Surah Penghujan : Ayat 1-24
Sapardi Djoko Damono

ada berita apa hari ini, Den Satro? - Sapardi Djoko Damono

Lagi-lagi aku tergoda dengan judul. Sejujurnya puisi-puisi di buku ini sedikit terlalu berat untukku. Aku dipaksa membaca berkali-kali untuk memahami makna yang ingin Sapardi sampaikan. Tidak jarang, aku membaca berkali-kali tanpa berhasil menarik makna, hanya berakhir dengan mengaggumi bagaimana Sapardi bermain kata.

Ah.. semoga aku bisa mencintai membaca lagi.

NB : Empat hari lalu  aku baru sadar Sapardi Djoko Damono lah yang menulis puisi kesayanganku.

Comments