Tanpa sengaja aku membaca tweet yang kurang lebih isinya "25% tidak merasa rugi tidak bertreveling (aku tahu kata ini benar-benar tidak baku tapi aku tetap menggunakannya) semasa mudanya." 25% bukan angka yang kecil kan? Kemudian aku bertanya pada diriku sendiri "10 atau mungkin 15 tahun lagi apa aku bakal menyesal kalau seandainya aku tidak 'buang-buang uang' untuk bertreveling?" Aku rasa kemungkinan besar aku termasuk 25% itu. Seandainya aku tak pernah merasakan bertreveling aku tak akan menyesalinya karena aku tak tahu perasaan menyenangkan ketika bertreveling.Jadi apa yang aku sesali? Kau mengerti kan? Beda kasus kalau sekarang aku berhenti buat bertreveling, 10 atau 15 tahun nanti pasti aku bakal menyesal karena aku sudah tahu perasaan apa yang aku sia-siakan karena tidak bertreveling.
Jujur saja aku tak bisa dibilang benar-benar punya hasrat bertreveling. Hasrat bertreveling aku jauh di bawah kakakku. Selama ini, baik liburan bersama seluruh keluarga inti maupun hanya berdua dengan kakakku, pasti dia yang selalu mengatur segalanya. Kalau mau membela diri sih, ini karena aku merasa buat apa aku repot-repot kalau sudah ada dia yang dengan senang hati mengaturnya. Kadang aku merasa dia terlalu terpirinci, kalau aku sih beli tiket pesawat dan booking hotel saja sudah cukup, 'apa yang terjadi.. terjadilah' bertolak belakang sekali dengan dia.
Aku berencana untuk mempost pengalaman liburan aku di itali, tapi tidak sekarang.. Sekarang aku hanya menunjukan beberapa foto liburan aku tahun lalu
Praha
Praha menjadi salah satu kota favoritku di eropa. Kenapa? Aku merasakan majik di kota ini. Tapi kalau ditanya hal apa yang paling berkesan adalah keterkejutanku bahwa halte bis bisa tutup! Jadi kami hanya menghabiskan satu hari di kota ini dan berniat untuk bermalam di halte (jangan bayangkan halte di indo, halte ini lebih mirip stasiun kereta), kami mengambil bis kurang lebih pukul 5 pagi. Namun ternyata haltenya tutup pukul 12 hingga 3 pagi. Terpaksa kamu menjadi gelandangan, tak ada tempat bernaung. Catatan! Sebagian besar kota-kota di eropa tidak memiliki resto 24 jam, harap hati-hati..
Wina
Kau lihat foto burger McD ? Ya! McD di kota ini benar-benar berkesan, pertama karena harganya yg relatif jauh lebih murah daripada kota tempat aku tinggal, Strasbourg dan kamar mandi dengan pintu berkode. Selain itu, berkat animasi Nodame aku menganggap kota Wina terkenal dengan orkestranya. Kebetulan ada 'orkestra' yang akan tanpil, yaaa walaupun tidak benar-benar orkestra yang aku bayangkan. Semoga ada kesempatan nonton orkestra yang seperti aku lihat di Nodame. Oh! Kami bermalam di Wina tapi bukan di hotel. Ada situs coachsurfing, jadi kita bisa tinggal dengan gratis di tempat penduduk setempat kota dimana kita berlibur. Ini benar-benar menarik. Mungkin aku akan lebih menjelaskannya lain waktu.
Budapest
Aku cukup bangga dengan foto-foto yang aku ambil di Budapest. Kota ini juga menjadi favoritku. Yaa meamang kota-kota di eropa tidak terlalu kontras perbedaannya. Mungkin karena salju? Di kota ini kami mengalami kejadian yang kurang menyenangkan. Jadi ada oknum yang menyamar menjadi polisi dan sok-sok meriksa apa kami membawa uang palsu. Untungnya kami tidak bawa uang tunai hanya ada sedikit coin-coin kecil. Aku cukup yakin seandainya kami memabawa eurP, mereka akan menclaim sebagai uang palsu dan mengambilnya. Jadi sekali lagi, berhati-hatilah! Bahasa di kota ini juga menarik, aku benar-benar asing dengan bahasa mereka dan aku rasa ini bahasa mereka tidak mudah. Di kota ini kami bermalam di tempat orang indo yang sedang menjalani master. Kakakku mengenal dia lewat situs yang sama, Coachsurfing.
Aku rasa cukup tiga kota ini dulu. Tadinya aku hanya berniat menunjukan beberapa foto, tapi foto saja tak cukup menjelaskan bagiku hehe. Let's enjoy every moment!
Comments
Post a Comment