ini tetang perhatian. seorang teman menayakan adamasalah apa yang menimpaku setelah membaca status di fb. sebenarnya status di fb itu sedikit berlebihan, mungkin bisa dibilangang aku sedang becanda walaupun memang aku tak begitu baik-baik saja. tapi perhatiannya membuat aku terharu dan yakin bahwa aku benar memiliki tempat aku bisa selalu kembali.
tentang keadaanku yang kurang begitu baik. jangan menganggap ini kondisi fisikku, kalau secara fisik aku baik-baik saja namun hatikku sedang dalam keadaan patah. aku memang sedang menghindari pencurahan mengenai cinta melankolis tapi saat ini aku benar-benar ingin seseorang mendengarnya, walaupun memang, aku tak pernah tahu siapa saja yang bersedia membaca blog ini. kembali ke cerita, hatikku patah. mungkin memang belum patah tapi entah mengapa aku merasa harus mempersiapkannya. karena tiba tiba aku merasa bahwa dia menjauh. selama ini kami memang tidak bisa dibilangang dekat juga, karena setiap kami bertemu aku merasa asing. kadang aku merasa dia bukan orang yg aku kenal lewat pesan-pesan singkat. setiap kali aku merasa sudah cukup dekat dengannya seolah ketika aku melihat wajahnya itu sudah menjadi kewajiban untuk menunjukan aku salah, aku tak mengenalnya. aku cuman berharap aku mengenalnya. ketika aku menkhawaitrkannya aku tak bisa menunjukannya, karena apa? karena masih panjang jarak sehingga aku masih merasa aku tak cukup pantas untuk menunjukan kepedulianku. label yang mengikat kami hanya teman. ada perasaan yang tak enak ketika dia mengatakan bahwa kami berteman sehingga aku bisa cerita apa pun padanya. kalau memang kami membagi cerita seharusnya kami sahabatkan? mengapa menjembatani persahabatan ini sangat susah. aku ingin menjadi sahabat bukan teman. kerena ketika kami bersahabat akan lebih mudah untuk tidak menyembunyikan kekhawatiranku padanya. apakah ini terlalu berlebihan?
tentang keadaanku yang kurang begitu baik. jangan menganggap ini kondisi fisikku, kalau secara fisik aku baik-baik saja namun hatikku sedang dalam keadaan patah. aku memang sedang menghindari pencurahan mengenai cinta melankolis tapi saat ini aku benar-benar ingin seseorang mendengarnya, walaupun memang, aku tak pernah tahu siapa saja yang bersedia membaca blog ini. kembali ke cerita, hatikku patah. mungkin memang belum patah tapi entah mengapa aku merasa harus mempersiapkannya. karena tiba tiba aku merasa bahwa dia menjauh. selama ini kami memang tidak bisa dibilangang dekat juga, karena setiap kami bertemu aku merasa asing. kadang aku merasa dia bukan orang yg aku kenal lewat pesan-pesan singkat. setiap kali aku merasa sudah cukup dekat dengannya seolah ketika aku melihat wajahnya itu sudah menjadi kewajiban untuk menunjukan aku salah, aku tak mengenalnya. aku cuman berharap aku mengenalnya. ketika aku menkhawaitrkannya aku tak bisa menunjukannya, karena apa? karena masih panjang jarak sehingga aku masih merasa aku tak cukup pantas untuk menunjukan kepedulianku. label yang mengikat kami hanya teman. ada perasaan yang tak enak ketika dia mengatakan bahwa kami berteman sehingga aku bisa cerita apa pun padanya. kalau memang kami membagi cerita seharusnya kami sahabatkan? mengapa menjembatani persahabatan ini sangat susah. aku ingin menjadi sahabat bukan teman. kerena ketika kami bersahabat akan lebih mudah untuk tidak menyembunyikan kekhawatiranku padanya. apakah ini terlalu berlebihan?
Comments
Post a Comment