habis baca entri temen saya jadi ingin nulis. saya mau bercerita tentang rasa malu. kau tahu? malu itu sebagian dari iman. ada seorang teman yang menganggap bahwa hal ini bercanda, tapi sungguh ini nyata. saking inginnya saya meyakini dia bahwa saya memang benar benar pernah membaca hadist tentang malu saya sampai rela mencari buku hadist smp saya yang sudah terbengkalai.
ini bukan kejadian memalukan yang mengakibatkan orang orang di sekitar saya tertawa. ini sebuah malu yang membuat pipi saya merona. kejadian ini terjadi ketika hari perayaan tujuh belas tahun saya dilahirkan. acara ini sebenarnya tidak begitu saya inginkan, saya merasa malu untuk merayakan ulang tahun saya lagi setelah hampir 5 tahun saya tidak pernha merayakannya lagi.
perayaan ini sudah membuat saya malu ditambah saya diwajibkan untuk dandan. beberpa alasan sudah saya siapkan untuk berkelit namun hasil nihil, mereka tetap memaksa saya untuk dandan. beruntung saya datang terlambat pada pesta sendiri. saya bukan bermaksud untuk tidak menghargai waktu, tapi jalan dari tempat saya dipakaikan kerudung dan rumah saya sungguh macet. karena keterlambatan itu saya tidak perlu dihias.
malu. itu kata yang bisa saya gunakan untuk mengungkapkan perasaan saya pada saat itu. sebelumnya saya memang sudah merasa malu dan tidak nyaman dengan baju dan kerudung yang saya gunkan. ketika saya bercermin saya seolah menemukan pantulan yang salah. tapi perasaan malu yang saya rasakan lebih dasyat. ini jenis malu yang mengobrak abik bagian dalam perut saya.
saya malu karena seseorang bahwa saya lucu. lucu!saya merasa pipi saya merona. bahkan mungkin dia hanya basa basi, tapi karena dia yang berkata seperti itu sudah cukup membuat saya malu tapi bahagia. perasaan malu mengambil alih diri saya sehingga saya tidak dapat meliriknya dan mengucapkan terimakasih. tapi saya sungguh senang saat itu.
maaf saya bersikap konyol lagi..
salah satu cerita saya telah saya ungkapkan, terimakasih
ini bukan kejadian memalukan yang mengakibatkan orang orang di sekitar saya tertawa. ini sebuah malu yang membuat pipi saya merona. kejadian ini terjadi ketika hari perayaan tujuh belas tahun saya dilahirkan. acara ini sebenarnya tidak begitu saya inginkan, saya merasa malu untuk merayakan ulang tahun saya lagi setelah hampir 5 tahun saya tidak pernha merayakannya lagi.
perayaan ini sudah membuat saya malu ditambah saya diwajibkan untuk dandan. beberpa alasan sudah saya siapkan untuk berkelit namun hasil nihil, mereka tetap memaksa saya untuk dandan. beruntung saya datang terlambat pada pesta sendiri. saya bukan bermaksud untuk tidak menghargai waktu, tapi jalan dari tempat saya dipakaikan kerudung dan rumah saya sungguh macet. karena keterlambatan itu saya tidak perlu dihias.
malu. itu kata yang bisa saya gunakan untuk mengungkapkan perasaan saya pada saat itu. sebelumnya saya memang sudah merasa malu dan tidak nyaman dengan baju dan kerudung yang saya gunkan. ketika saya bercermin saya seolah menemukan pantulan yang salah. tapi perasaan malu yang saya rasakan lebih dasyat. ini jenis malu yang mengobrak abik bagian dalam perut saya.
saya malu karena seseorang bahwa saya lucu. lucu!saya merasa pipi saya merona. bahkan mungkin dia hanya basa basi, tapi karena dia yang berkata seperti itu sudah cukup membuat saya malu tapi bahagia. perasaan malu mengambil alih diri saya sehingga saya tidak dapat meliriknya dan mengucapkan terimakasih. tapi saya sungguh senang saat itu.
maaf saya bersikap konyol lagi..
salah satu cerita saya telah saya ungkapkan, terimakasih
Comments
Post a Comment